SAHABAT JADI CINTA

Panjang

“Kepada seluruh peserta MOS hormat gerakkk!!” Ucap pemimpin kepada seluruh peserta mos.
Hari ini adalah hari terakhir siswa siswi SMP menghadapi masa orientasi siswa dan besok adalah hari pertama mereka menggunakan rok dan celana abu-abu sungguh sangat menyenangkan karena masa SMA adalah masa dimana kedewasaan itu dimulai, masa dimana akan mengalami indahnya percintaan dan persahabatan.

Hari pertama dimulai, pembagian kelas dilaksanakan.
“hai, Hamka dapat di kelas Sepuluh (X) berapa ??” Tanya Radit, teman semasa MOS.
“hai, Radit, aku dapat di Sepuluh dua (X.2) , kamu dimana ??” ujar Hamka kepada Radit yang saat itu lagi sibuk mencari namanya.
“nih nama aku!!” jawab Radit sambil kebingungan.
“kita sekelas loh Ham” lanjut Radit tanpa memberikan kesempatan Hamka untuk bertanya.
Ternyata mereka memang mendapatkan kelas yang anak-anaknya sangat mengasyikan dan menyenangkan. perkenalan pun dimulai.
“hai, aku Hamka dari SMP 02” ujarnya kepada seseorang siswa perempuan yang tepat duduk di depan bangkunya.
“eh ngagetin aja, aku Sephiya dari SMP 01” jawab Sephiya sambil berjabat tangan. Dan dari sinilah pertemanan Sephiya dengan Hamka dimulai.

“phiya...!!” panggil Hamka kepada Sephiya yang sedang asik mengejek dan mengisengi teman sebangkunya sendiri.
“eh si ganteng makin ganteng aja deh kamu Ham !!” jawab Sephiya cengegesan.
“ah becanda terus deh, bisa gag sih sehari aja gag ngeledekin aku??” pinta Hamka dengan muka kesal.
“hahaha… kalau lagi kesel makin ganteng aja deh , hhihhi ada apa kamu manggil aku ??” Tanya Sephiya
“udah ahh, oh ya Phiya anak-anak mau jalan jalan , kamu ikut ya !!” pinta Hamka.
“boleh, sama siapa aja ??” Tanya Sephiya sambil menarik kursi kosong dan mendudukinya.
“sama echa,Ussy, Radit, Sophian, Ijal, Agus,Ari pokoknya insyaalah anak-anak ikut semua” jelas Hamka,
“ehm, oke deh tapi lu jemput aku ya??” pinta Sephiya
“boleh !!” jawab Hamka sambil meninggalkan Sephiya sendirian

Setelah pulang dari Jalan jalan Sephiya lebih banyak mengurung diri tidak seperti biasanya yang selalu membuat kelas menjadi ceria. Tidak ada protesnya yang membuat teman-temannya tertawa, tidak ada lagi karet gelang saat semua temannya menertawakannya.
“Phiyaaa!!” panggil Hamka kepada Sephiya yang saat itu sedang menyederkan kepalanya di tembok.
“ada apa??” jawab Sephiya
“loh seharusnya yang nanya ada apa tuh aku, kamu yang kenapa ??” Tanya Hamka.
“hah?? Aku gag kenapa-kenapa kok Cuma pusing doang, ya udah ham, aku ke UKS dulu ya!!” jawab Sephiya sambil mendorong meja dan meninggalkan Hamka Sendirian.

Sikap Sephiya tidak seperti orang sakit melainkan, seperti seseorang yang sedang merasakan perasaan tidak menentu. Ya, bukan kejadian waktu jalan jalan yang membuat Sephiya berubah tapi perasaan hatinya lah.
Dilain sisi Hamka yang kebingungan apa yang membuat Sephiya jadi berubah dan menghindari dirinya. Hampir 2 bulan mereka tidak berkomunikasi Hamka lebih asik dengan kelompok futsalnya, sedangkan, Sephiya lebih asik menyendiri. Ternyata kebisuan mereka membuat kelas menjadi sepi, dan anak-anak yang lainpun merasakan ada permasalahan diantara Hamka dan Sephiya. Dan apa yang ditakutkan Sephiya kini menjadi kenyataan, dia menyukai sahabatnya sendiri, sahabat yang selalu bersamanya dalam keaadan suka maupun duka. Inilah cinta tidak ada yang tau kapan datangnya dan kepada siapa cinta itu tertuju dan mulai saat ini cerita cinta dimulai. Hingga sekitar 3 bulan mereka baru mulai percakapan kembali seperti prkenalan dulu .

Keadaan kelas sangat sepi, karena memang saat itu sedang ada camping di daerah objek wisata. hampir semua siswa kelas X.2 mengikutinya, kecuali Sephiya dan Hamka yang memang keduanya tidak terlalu tertarik dengan kegiatan tersebut.
“Phiya, apa kabar?? Kita satu kelas tapi kok cuek-cuekan ya!!” ujar Hamka mengangetkan Sephiya.
“tumben negor” jawab Sephiya ketus, seharusnya tidak sepantasnya Sephiya bersikap seperi itu kepada Hamka, karena memang Hamka tidak mempunyai salah kepadanya.
“kamu kenapa sih Phiya?? aku punya salah apa sama kamu?? Kalau emang aku punya salah oke aku minta maaf, ngak sehurusnya kamu ngediemin aku kaya gini Phiya” jelas Hamka dengan suara yang bergetar.
Dan Sephiya pun mulai menyadari bahwa tingkah cuek-cuekan dengan Hamka itu sudah diluar batas perasaan marah kepada sahabatnya.
“ham, maafin aku, aku bingung ham, aku ngak tau harus bilang apa ke kamu, kamu ngak punya salah apa-apa kok sama aku, aku nya aja yang terlalu kekanak-kanakan” ujar Sephiya hingga meneteskan air mata.
“ssstttt.... udah phiya ngak usah nangis ya, mungkin persahabatan kita memang sedang diuji, kamu masih mau kan jadi sahabat aku??”
“hah??, hanya sahabat ham ?? ngak lebih” ucap Sephiya dalam hati dan menghiraukan pertanyaan Hamka
“Phiya Phiya , kok kamu malah bengong sih ?? baru juga maafan kok aku nya udah di cuekin lagi ??” ucap Hamka sambil membangunkan lamunan Sephiya.
“siapa yang nyuekin kamu Ham?? Perasaan kamu aja mungkin, iya lah siapa sih yang ngak mau yang sahabat sama kaya cowok ganteng dan populer kaya kamu??” jawab Sephiya cengengesan
“Phiya aku kangen senyuman kamu seperti sekarang, terus tersenyum buat aku ya Phiya!!” pinta Hamka
“buat kamu apa sih yang ngak?? Hhehhee !!” ujar Sephiya

Ternyata persabatan mereka berlanjut hingga memasuki kelas XI. Mereka memasuki jurusan yang sama yaitu ILMU PENGETAHUAN ALAM karena, Hamka ingin menjadi seorang Profesor sedangkan Sephiya ingin menjadi seorang Dokter.
“Phiya!!” panggil Hamka kepada sahabatnya itu
“apa Ham ??” jawab Sephiya
“sini duduk aku mau cerita“ ujar Hamka, sambil asik memakan makanan yang di pegang di tangannya
“iya , kenapa sih kamu ganteng ??” ledek Sephiya
“udah ya becandanya , aku serius nih!! kamu kenal fani ngak??” Tanya Hamka penasaran
“Fani anak XI IPS 1?? Yang pacarnya Reza??” jawab Sephiya
“iya tapi bukan pacarnya , mereka kan sudah putus!!” jelas Hamka
“hah?? Kamu manggil aku Cuma mau ngasih tau itu doang?? Jawab Sephiya kesal.
“Sabar dong Phiya aku kan belum cerita, aku mau minta tolong sama kamu!! Jadikan aku sama dia dong” pinta Hamka Sambil terbengong tak percaya Sephiya mengiyakan permintaan Hamka, dan untuk kedua kalinya Sephiya merasakan perasaan yang tidak masuk akal itu , tetapi kali ini Sephiya lebih bersikap dewasa. Sephiya menyadari bahwa Hamka sayang kepadanya karena dia adalah sahabatnya, sahabatnya yang mengalah walau sakit hati.

“Phiya, gimana udah dapet belum nomor handphonenya??” Tanya Hamka berharap Sephiya mendapatkan nomer handphonenya.
“iya, nih aku udah dapat tenang aja, kan aku udah janji sama kamu” jawab Sephiya dengan muka lemas
“oh ya ?? makasih ya Phiya , kamu emang sahabat aku yang ngak ada duannya, aku sayang banget sama kamu Phiya, jangan tinggalin aku ya” ujar Hamka kesenangan.
“iya aku juga sayang banget sama kamu, lebih dari sahabat malah!!” jawab Sephiya dalam hatinya.
“hai kok bengong” ucap Hamka mengangetkan Sephiya.
“hah?? Kenapa?? Aduh aku pusing banget ham, jadi sorry aku ngak connect, aku ke UKS dulu yah, nomer handphonennya ambil aja di hp aku, ada di tas” jawab Sephiya.
Semakin hari semakin ngak karuan, Hamka yang kesenangan, fani memberikan kesempatan kepadanya, sedangkan Sephiya yang benar-benar dirundungkan kesedihan.

Sehari, seminggu, sebulan, Hamka dan fany makin dekat dan sulit untuk dipisahkan itu membuat Sephiya seperti orang asing saat mereka sedang bersama, Sephiya memutuskan untuk menjaga jarak dengan Hamka.
Dan tanpa terasa hubungan Hamka dan fany sudah sampai yang ke 3 bulan. Namun Hamka memutuskan untuk mengakhirinya karena mereka berdua tidak cocok selama 3 bulan itu mereka sering bertengkar karena hal yang amat sangat sepele.
“kamu putus Ham??” Tanya Sephiya kepada Hamka yang sedang mengerjakan pr disekolah.
“hah?? Apaan Phiya??” ucap Hamka tidak mendengar ucapan Sephiya karena sedang tergesa-gesa.
“kamu putus sama fany??” teriak Sephiya ditelinga Hamka. Dan seketika itu juga anak siisi kelas langsung menengok kearah Sephiya dan Hamka.
“buset , kurang kencang sekalin aja kamu pinjam toa musholah. kalau ngak, kamu tempel pengumuman dimading” ucap Ilham
“lagian kamu ngak dengar hahhaha , emang boleh aku tempel pengumuman kandasnya hubungan kamu sama fany dimading kalau boleh ya udah aku ke mading dulu yah bye” ujar Sephiya meninggalkan Hamka sambil tertawa cekikikan. “payah dah cewek satu ini” sahut ILham sambil membereskan bukunya dan mengejar Sephiya.
Sesampainya didepan madding, Hamka sama sekali tidak melihat Sephiya disana bukan Sephiya yang dilihatnya malah fany sang mantan yang sedang berjalan dari arah kantin bersama teman-temannya tiba tiba terdengar suara perempuan tepat ditelinga Hamka yang menyanyikan sebuah lirik lagu.
“seseorang disana telah memiliki mu , aku kan berdosa bila merindukan mu, oh mantan kekasihku jangan kau lupakan aku hhahhaha”
Hamka langsung menengok dan berteriak “Sephiyaaaaaaaaaaaaaaaaa!!”

Sesampainya dikelas, guru yang bertugas mengajar jam pertama setelah istirahat itu sudah ada didalam kelas. Sephiya dan Hamka dipersilahkan masuk dan duduk.
“anak-anak kumpulkan pr nya” ucap ibu guru.
Hamka baru menyadari bahwa ia belum menyelasaikan pr nya , semantara anak anak yang lainnya sudah mengumpulkan pr nya kedepan termasuk Sephiya. Tiba-tiba bu guru memanggil Hamka.
“Hamka , mana pr kamu??” Tanya bu guru dengan tegas.
“maaf bu saya belum mengerjakan pr” jawab Hamka yang malu dan tidak berani menatap bu guru yang memanggilnya itu.
“apa?? Belum mengerjakan?? Sekarang kamu keluar dan bersihkan halaman belakang sampai jam istirahat pertama nanti” ujar bu guru.

Tanpa panjang lebar Hamka langsung meninggalkan kelas dan menuju ke halaman belakang menuruni lantai 3. Hamka dipanggil oleh seorang yang suaranya sudah tidak asing lagi buatnya.
“Hamka!! Tungguuuuuuuuu!!” ucap Sephiya
Hamka lansung menengok kearah sumber suara.
“kamu mau kemana Phiya??”
“mau ikut”
“bukannya kamu udah mengerjakan Phiya??
“udah sih tapikan buku aku ketingalan” ucap Sephiya berbohong karena merasa bersalah kalau tadi pagi dia tidak mengejek Ilham pasti dia sudah menyelesaikan pr nya.

Sephiya dan Hamka langsung menuju halaman belakang sekolah sesampainya di halaman belakang mereka langsung mengerjakan apa yang diperintahkan guru nya.
“Hamka kamu kenapa putus??” ucap Sephiya membuka pembicaraan.
“kamu sekarang ngak pernah cerita cerita lagi ke aku” lanjut Sephiya.
“ehmmm, bukannya aku ngak mau cerita ke kamu Phiya, tapi aku ngak enak aja sama kamu, aku udah tau semuannya Phiya” ujar Hamka yang membuat Phiya terdiam dan menjadi penasaran atas apa yang diucapkan Hamka.
“maksud kamu Ham??” Tanya Sephiya.
“kamu pernah suka kan sama aku??” sahut Hamka yang mengangetkan Sephiya.
“dari mana kamu dapat menyimpulkan itu dan??”
“aku tau Phiya, waktu aku minta tolong sama kamu buat mintaiin nomornya fany, kamu nyuruh aku ambil sendiri di handphone kamu, dan tanpa sengaja aku buka sms kamu sama ussy, maafin aku!!”    “serapat rapatnya bangkai disimpan pasti bakal ketauan juga, ngak perlu ada yang dimaafin kok Ham, kalau sekarang kamu tau, ya aku senang, karena ngak ada lagi yang mesti ditutup tutupin” ujar Sephiya dan menduduki bangku yang ada di halaman belakang itu.

“tapi sayang itu bukan bankai Phiya, jujur sebelum aku kenal fany aku suka sama kamu Phiya, tapi karena sikap kamu yang dingin ke aku, itu membuat aku yakin kalau kamu Cuma anggap aku sahabat ngak lebih” sahut Hamka.
“maaf yah Phiya, kamu mau ngak jadi pacar aku?? Buat hari ini, besok, lusa, dan selamanya??” ucap Hamka yang membuat kaget Sephiya.
“aku sih ngak maksa kamu untuk mau jadi pacar aku, tapi aku berharap agar kamu mau jadi pacar aku,,.,!!!!
“maafin aku Ham” sahut Sephiya.
“maafin aku, aku ngak bisa nolak ajakan lu hhahhahha” ucap Sephiya dengan tersenyum.
“ngak nyangka ya, kenapa ngak dari dulu aja sih hhehhe” sahut Hamka.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.